Nabi Yusuf Mendakwahkan Tauhid di Penjara
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yala Kurnaedi
Nabi Yusuf Mendakwahkan Tauhid di Penjara adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 19 Rabiul Awal 1446 H / 23 September 2024 M.
Kajian Tentang Nabi Yusuf Mendakwahkan Tauhid di Penjara
Kita masuk pada pelajaran ketiga dari kisah Nabi Yusuf. Yaitu Nabi Yusuf mendakwahi orang-orang yang berada di penjara kepada tauhid, setelah memperingatkan mereka dari bahaya kesyirikan. Setelah Nabi Yusuf mewanti-wanti mereka tentang bahaya menyekutukan Allah, Allah Ta’ala berfirman dalam surah Yusuf ayat 39-40:
يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ ﴿٣٩﴾ مَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَاؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٤٠﴾
“Wahai dua kawanku yang berada di penjara, apakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu lebih baik, ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Apa yang kamu sembah selain dari Allah hanya nama-nama belaka yang kamu dan nenek moyangmu buat-buat. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf [12]: 39-40)
Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan kepada kita tentang dakwah Nabi Yusuf kepada dua orang kawannya di penjara. Dakwah yang disampaikan adalah dakwah kepada tauhid. Semua nabi yang diutus Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti yang pertama kali dilakukan adalah menyeru umatnya kepada tauhid dan akidah yang lurus.
Allah Ta’ala berfirman dalam surah An-Nahl,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ…
“Sesungguhnya, Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul yang mendakwahkan, ‘Beribadahlah kepada Allah saja dan jauhilah Thaghut`” (QS. An-Nahl [16]: 36)
Kemudian, dalam surah Al-Anbiya ayat 25, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Aku, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya [21]: 25)
Tidak ada seorang nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan mereka semua berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sembahlah Allah saja. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia.”
Tahukah kalian, wahai hamba-hamba Allah, mengapa demikian? Jawabannya adalah karena tauhid merupakan agama Allah yang lurus dan menjadi sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jadi, sebab kebahagiaan dunia dan akhirat adalah tauhid. Tauhid merupakan satu-satunya jalan untuk masuk surga, tempat yang penuh dengan kenikmatan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ﴿١٠٧﴾ خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا ﴿١٠٨﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka surga Firdaus sebagai tempat tinggalnya. Mereka kekal selama-lamanya di dalamnya, dan mereka tidak ingin pindah darinya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 107-108)
Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من كانَ آخرُ كلامِهِ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ دَخلَ الجنَّةَ
“Siapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)
Mudah-mudahan Allah wafatkan kita semua dalam keadaan mengucapkan kalimat ‘Laa ilaaha illallah’. Aamiin.
Dengan tauhid, dosa-dosa seorang hamba akan diampuni pada hari kiamat. Inilah alasan mengapa para nabi mendakwahkan tauhid kepada umatnya. Makanya, jika ingin melihat para dai yang benar-benar sayang kepada umat, maka mereka adalah para dai yang mendakwahkan tauhid. Sebab inti dari segala masalah adalah tauhid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan yang lainnya, Allah Ta’ala berfirman dalam hadis Qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي…
“Wahai anak Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu, meskipun sebanyak apapun dosa-dosa itu, Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu, Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sekiranya engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosamu dengan sepenuh bumi itu juga.” (HR. Tirmidzi)
Lihat: Hadits Arbain Ke 42 – Tiga Hal Yang Bisa Menghapuskan Dosa
Betapa pentingnya tauhid dalam kehidupan. Inilah sebabnya para Nabi dan Rasul selalu mendakwahkan tauhid. Apalah arti memiliki banyak amalan jika tidak bertauhid, karena amalan tersebut tidak akan diterima. Sebaliknya, dengan tauhid, orang memiliki harapan ampunan.
Bahkan dalam hadits Qudsi ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa meskipun seseorang memiliki dosa yang banyak sekali, bahkan sepenuh bumi, Allah akan mendatangkan ampunan sepenuh bumi itu juga, selama ia tidak menyekutukan-Nya.
Oleh karena itu, kita berdoa kepada Allah, agar Allah mewafatkan kita semua dalam keadaan bertauhid, dalam keadaan mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’. Kita semua berharap masuk surga, karena tidak ada seorang pun yang sanggup menahan panasnya api neraka.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54509-nabi-yusuf-mendakwahkan-tauhid-di-penjara/